Rabu, 31 Januari 2018

Syukurku


Banyaknya nikmat yang kita dapatkan, kadang membuat kita lupa untuk bersyukur. Saat kita keluar rumah misalnya, kita lupa berdoa, dan setelah selamat sampai tujuan pun kita lupa untuk mengucapkan rasa syukur. Siapa yang mampu mencegah musibah saat di perjalanan, dan siapa yang mampu menjauhkan kita dari kejahatan, kemudian bisa selamat, sehat, hingga kembali ke rumah. Hanya Dialah yang maha kuasa atas diri kita, dan hanya kepada Dialah kita memperbanyak syukur.

Bisa kembali bangun pagi setelah tidur, adalah anugerah yang juga harus disyukuri. Mata yang sebelumnya terpejam bisa melihat kembali suasana sekitar, hidung kembali menghirup udara segar, kaki masih bisa berjalan, tangan masih bisa digerakkan, dan seterusnya, semua itu nikmat yang patut disyukuri.

Sudah memiliki pasangan, kemudian dikaruniai anak, juga merupakan kenikmatan yang tidak setiap orang mendapatkan. Di belahan bumi lain, ada banyak manusia yang menanti pasangan. Dan di belahan bumi lainnya, ada banyak manusia yang berpasangan sekian lama, namun belum mendapatkan keturunan. Kita, sudah lebih baik dari mereka, pasangan ada, dan anak-anak pun diberikan. Yang belum ada, rasa syukur kita kepada-Nya.

Dipandang baik oleh masyarakat, lalu diberikan amanah adalah kenikmatan juga. Bukan karena ilmu, dan bukan karena banyak ibadah lalu kemudian kita dihormati. Namun itu semua adalah pertolongan Dia yang maha kasih dan sayang. Keburukan dan aib kita masih ditutupi oleh-Nya. Andai, dibuka siapa kita sesungguhnya, maka tidak ada satu pun manusia atau makhluk lain yang akan mendekat apatah lagi menghormati.

Kenikmatan lainnya adalah mendapat pekerjaan yang halal. Daging yang tumbuh dari makanan yang haram neraka adalah tempat kembalinya. Oleh karena itu, halal menjadi penting baik untuk kita maupun keluarga kita. Apabila yang masuk ke dalam tubuh sesuatu yang baik dan halal, maka fisik pun akan mudah untuk beribadah.

Hidup di negeri yang aman juga nikmat yang besar. Terbayang bagaimana kondisi saudara-saudara kita saat negerinya masih perang saudara. Atau dalam cengkaraman penjajah. Segala aktifitas diawasi dan dibatasi. Anak-anak putus sekolah, makanan sulit, dan kebutuhan lain memperihatinkan.

Bukti dari keseriusan rasa syukur adalah berusaha maksimal untuk menjadi manusia penuh manfaat. Selalu menambah hal baik sekaligus mengurangi serta meninggalkan hal buruk. Tidak boleh sedetik pun waktu terisi dengan hal yang sia-sia.

Bukti lain dari rasa syukur adalah merasakan bahwa di setiap apa yang kita lakukan ada Dzat yang maha menyaksikan. Maka, tugas apapun akan diselesaikan tepat waktu dan hasil terbaik. Tidak ingin mengecewakan yang memberi tugas, karena semua akan kembali timbal baliknya kepada kita. Baik dan buruk akan kembali kepada kita, baik kecil atau besar.

Saat kita memperbanyak syukur, maka akan mengundang kebaikan dan kenikmatan yang baru. Namun hanya sedikit yang mampu bersyukur. Semoga kita masuk dalam golongan yang sedikit itu. Aamiin.

Kisah Khutbah dan Buah Favorit

Depok, Jumat, 11:11 WIB Langit Depok memancarkan sinar mentari pagi yang hangat, menyapa hari Jumat penuh berkah. Saya, dengan semangat khus...