Banyaknya nikmat yang kita
dapatkan, kadang membuat kita lupa untuk bersyukur. Saat kita keluar rumah
misalnya, kita lupa berdoa, dan setelah selamat sampai tujuan pun kita lupa
untuk mengucapkan rasa syukur. Siapa yang mampu mencegah musibah saat di
perjalanan, dan siapa yang mampu menjauhkan kita dari kejahatan, kemudian bisa
selamat, sehat, hingga kembali ke rumah. Hanya Dialah yang maha kuasa atas diri
kita, dan hanya kepada Dialah kita memperbanyak syukur.
Bisa kembali bangun pagi setelah tidur,
adalah anugerah yang juga harus disyukuri. Mata yang sebelumnya terpejam bisa
melihat kembali suasana sekitar, hidung kembali menghirup udara segar, kaki
masih bisa berjalan, tangan masih bisa digerakkan, dan seterusnya, semua itu
nikmat yang patut disyukuri.
Sudah memiliki pasangan, kemudian
dikaruniai anak, juga merupakan kenikmatan yang tidak setiap orang mendapatkan.
Di belahan bumi lain, ada banyak manusia yang menanti pasangan. Dan di belahan
bumi lainnya, ada banyak manusia yang berpasangan sekian lama, namun belum
mendapatkan keturunan. Kita, sudah lebih baik dari mereka, pasangan ada, dan
anak-anak pun diberikan. Yang belum ada, rasa syukur kita kepada-Nya.
Dipandang baik oleh masyarakat,
lalu diberikan amanah adalah kenikmatan juga. Bukan karena ilmu, dan bukan
karena banyak ibadah lalu kemudian kita dihormati. Namun itu semua adalah
pertolongan Dia yang maha kasih dan sayang. Keburukan dan aib kita masih
ditutupi oleh-Nya. Andai, dibuka siapa kita sesungguhnya, maka tidak ada satu
pun manusia atau makhluk lain yang akan mendekat apatah lagi menghormati.
Kenikmatan lainnya adalah
mendapat pekerjaan yang halal. Daging yang tumbuh dari makanan yang haram
neraka adalah tempat kembalinya. Oleh karena itu, halal menjadi penting baik
untuk kita maupun keluarga kita. Apabila yang masuk ke dalam tubuh sesuatu yang
baik dan halal, maka fisik pun akan mudah untuk beribadah.
Hidup di negeri yang aman juga
nikmat yang besar. Terbayang bagaimana kondisi saudara-saudara kita saat
negerinya masih perang saudara. Atau dalam cengkaraman penjajah. Segala
aktifitas diawasi dan dibatasi. Anak-anak putus sekolah, makanan sulit, dan
kebutuhan lain memperihatinkan.
Bukti dari keseriusan rasa syukur
adalah berusaha maksimal untuk menjadi manusia penuh manfaat. Selalu menambah
hal baik sekaligus mengurangi serta meninggalkan hal buruk. Tidak boleh sedetik
pun waktu terisi dengan hal yang sia-sia.
Bukti lain dari rasa syukur
adalah merasakan bahwa di setiap apa yang kita lakukan ada Dzat yang maha
menyaksikan. Maka, tugas apapun akan diselesaikan tepat waktu dan hasil
terbaik. Tidak ingin mengecewakan yang memberi tugas, karena semua akan kembali
timbal baliknya kepada kita. Baik dan buruk akan kembali kepada kita, baik
kecil atau besar.
Saat kita memperbanyak syukur,
maka akan mengundang kebaikan dan kenikmatan yang baru. Namun hanya sedikit
yang mampu bersyukur. Semoga kita masuk dalam golongan yang sedikit itu. Aamiin.