Dalam satu pekan
saya kedatangan dua teman yang curhat cinta. Keduanya mengalami takdir cinta
yang meletihkan dan berakhir perpisahan.
Awalnya kisah ini saya pikir hanya
ada di sinetron-sinetron, tapi ini benar-benar nyata!
Teman pertama datang saat malam,
sekitar jam sembilan. Lalu kami ngobrol di teras rumah.
Lalu, dia mulai bercerita,
“Usia rumah tangga kami sudah
lebih dari dua puluh tahun. Namun, tiga bulan terkahir ini kami sudah pisah
rumah dan proses perceraian sudah masuk pengadilan. Petaka itu berawal saat diriku menerima informasi dari
tetangga bahwa istriku beberapa kali terlihat asik ngobrol dengan lelaki via telepon. Saat
informasi itu aku tanyakan ke anak-anak, mereka diam seperti ketakutan.
Lalu, saat aku tanyakan baik-baik
kepada istri, Dia marah-marah dan tidak terima karena merasa dituduh selingkuh.
Sejak hari itu, hubungan kami terasa hampa. Istri sudah tidak lagi merasa
nyaman di rumah. Tiap pulang kerja aku selalu mendapati rumah tak terurus, dan anak-anak
pun cerita kalau mereka belum makan. Keduanya menambahkan, setelah satu jam ayah ke
kantor, ibu pun pergi entah kemana.
Lalu, tengah malam sekitar jam
setengah satu, ada suara dering handphone, saat itu istri tidur lelap. Di layar
tertulis nama perempuan, namun saat aku terima, diujung telepon jelas terdengar
suara lelaki. Dan telepon langsung ditutup.
Karena penasaran, akhirnya aku cek
handphonenya, ternyata banyak percapakan istri dengan lelaki selingkuhannya.
Dia sengaja menyimpannya dengan nama perempuan, padahal itu cuma trik agar
tidak ketahuan. Dari history percakapan tersebut ternyata mereka sudah
berhubungan sangat dalam.”
“Aku tidak sabar menunggu pagi,
hubungan ini HARUS BERAKHIR!” Sambungnya.
Sambil menatap saya, dia bertanya,
“Kamu mau ngasih saran buatku?”
Setelah memikirkan sesaat, saya
menggeleng. “Maaf, aku nggak bisa ngasih saran apa-apa.”
Kemudian, dia mengubah
pertanyaan, “Kalau umpama kamu menempati posisiku, dan mengalami kisah yang
kualami, apa yang kira-kira kamu lakukan?”
“Aku punya banyak hal untuk
dipikirkan dan dikerjakan”, saya menjawab. “Jadi, kalau aku menempati posisimu,
dan mengalami kisah seperti yang kamu alami, aku nggak akan buang-buang waktu
dan energi sia-sia. MENINGGALKAN PEREMPUAN ITU DALAM TEMPO DAN WAKTU SESINGKAT-SINGKATNYA
ADALAH PILIHAN TERBAIK"
………
………
Sore hari, dua hari setelah
curhat teman pertama. Datang teman kedua.
Sebelumnya, dia chat via WA,
“Kamu lagi ada waktu?”
“Ada”
“Maksudku, kamu ada waktu buat
ngobrol panjang?”
“Buat kamu, aku selalu siap buat
ngobrol panjang”
“Aku pengin curhat. Tapi kayaknya
enggak enak kalau lewat WA”
“Kalau gitu, datang aja ke
rumah”
“Sore ini, boleh?”
“Boleh banget”
Dan sorenya, dia benar-benar
datang, lalu menyampaikan curhatnya,
“Dari pernikahanku, setelah dua
belas tahun menikah, aku dan istri dikaruniai dua anak. Hubungan kami selama
ini baik-baik saja. Walaupun kadang ada masalah, tapi kami bersyukur bisa
melewatinya dengan baik.
Tiba-tiba, seperti suara
halilintar di siang bolong. Istriku menyampaikan bahwa ia minta cerai. Dan ini
serius!
Saat aku tanya apa alasannya, ia
hanya bilang bahwa sudah tidak bisa lagi menjadi istri dan melayani suami
dengan baik. Kalau hubungan ini diteruskan maka akan menyakiti satu sama lain.
Dan sejak ia minta cerai, kami
sudah tidak lagi tidur satu ranjang. Saat aku mencoba mendekati, ia selalu
menghindar dan pindah tempat tidur. Dan kadang ia menginap di rumah orang
tuanya dengan banyak alasan.
Dan rupanya, gugatan cerainya
sudah ia ajukan ke pengadilan. Keputusannya bulat, CERAI”
“Bagaimana saranmu?” tanyanya
penuh harap kepada saya.
Saya memahami kegalauannya.
Bagaimana pun, dia cowok baik-baik yang saya kenal. Tapi di sisi lain, dia
tidak terbiasa berinteraksi dengan cewek, baik di dunia maya apalagi di dunia nyata.
Dia tidak tau bagaimana caranya menyatakan cinta. Lidahnya kelu jika
mengatakan “I love you”. Dan sebagai catatan pernikahannya saat itu adalah
karena dijodohkan.
Saat perjodohan, dirinya
mengalami dilema. Tapi karena dengan alasan berbakti kepada orangtuanya,
akhirnya dia menerima perjodohan tersebut.
Rupanya, dilema tersebut juga
dialami calon istrinya. Saat dijodohkan, belum tumbuh benih cinta di antara
mereka.
Mereka ingin mencoba
menjalaninya, dengan harapan cinta akan tumbuh bersemi. Namun setelah belasan
tahun bersama, bukan bunga cinta yang mekar melainkan rumput ilalang yang mudah
terbakar.
Menyadari kenyataan itu, maka
saya pun menjawab kegalauannya, “Dunia ini penuh drama, aku harap dirimu mampu
menjadi aktor utama. Yang selalu tampil TERSENYUM DI AKHIR KISAH.”