Hari Kamis pagi, pukul 5, telepon dari Ustadz Abi Iwan. "Bang, bisa gantikan khutbah Jumat di Medialand Tower besok?" ujar Ustadz Abi Iwan.
"Siap, Ustadz. Saya akan
hadir," jawab saya sembari mencatat alamat dan detailnya.
Sore harinya, istri saya, dengan
senyum ramah, menyodorkan beberapa baju dan kain. "Ini, pilih yang cocok
buat khutbah besok ya, Bi."
Hari Jumat, jam 10:10, saya
meluncur dari Depok dengan motor. Sampai di Medialand Tower jam 11:05, satpam
ramah menyambut dan menunjukkan tempat parkir serta pintu masuk masjid di
lantai 6.
Rama, pengurus masjid yang
hangat, menemani saya. "Selamat datang, Ustadz. Saya Rama, dari Pasar
Baru."
Jamaah satu per satu datang,
mayoritas karyawan ekspedisi Si Cepat, penyewa gedung. Jam 12:00, saya naik
mimbar dengan tema "Refleksi Diri Akhir Tahun 2023." "Waktu
adalah pedang. Jika kau tidak pandai memainkannya, maka ia akan
memotongmu," pesan saya.
Setelah shalat, saya berbincang
dengan Pak Syafii, takmir masjid yang ceria. "Sulit, Ustadz, tapi tak
terlalu sulit. Baru setahun jadi takmir, banyak suka duka," ucapnya.
"Saya yakin, Pak. Jika kita
menolong agama Allah, Allah pasti menolong kita," titip saya pesan pada
Pak Syafii.
Pak Syafii, yang tinggal dekat
Ancol, berkeluarga dengan dua anak yang sudah SMP, menceritakan perjalanannya
sebagai takmir masjid.
Jam 12:40, saya pamit keluar
gedung. Tertahan di portal parkir karena harus pakai e-money.
Pulang lewat Kuningan, belok kiri
ke arah Pancoran, langit tiba-tiba gelap. Dari Volvo ke PS Minggu, hujan deras
mengguyur. Namun, dari Lenteng Agung hingga Depok, cuaca tetap cerah.
Sampai di Depok pukul 13:40, saya tersenyum. Sebuah hari yang sederhana, tapi penuh inspirasi dan kehangatan di Masjid Medialand Tower.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar